Pesisir Kab. Lamongan |
Kabupaten Lamongan memiliki garis
pantai sepanjang 47 km dan luas laut ± 902,2 dan juga memiliki luas
Kecamatan pesisir 68.318 km2 (Kecamatan Brondong dan Kecamatan
Paciran). Kondisi geografis yang cukup strategis yakni dilalui jalur utama
pantura (jalan daendels) yang menghubungkan Jakarta – Surabaya, serta akses
jalan yang cukup baik menuju daerah tersebut membuat jarak tempuh dari Surabaya
yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur menuju ke kedua Kecamatan tersebut
relatif pendek. Potensi lain dari Wilayah pesisir Lamongan adalah ketersediaan
faktor produksi yang melimpah (tenaga kerja, hasil perikanan, bahan galian C ).
Posisi yang strategis dan
tingginya potensi sumberdaya alam yang ada, menarik banyak stakeholder untuk
memanfaatkannya atau berinvestasi di wilayah pesisir Kabupaten Lamongan. Adanya
berbagai potensi geografis dan
sumberdaya alam selain menguntungkan bagi pengembangan perekonomian
wilayah pesisir Kabupaten Lamongan, juga berpotensi terjadinya konflik
kepentingan jika tidak dikelola dengan baik, terutama terkait pemanfaatan
ruang. Langkah awal untuk meminimalisir terjadinya konflik adalah melakukan
identifikasi potensi konflik antar stakeholder.
Beberapa stakeholder yang berkepentingan memanfaatkan wilayah pesisir dan laut antara
lain :
1.
Perikanan Tangkap
Kegiatan perikanan tangkap di Kecamatan Paciran dan
Brondong mendominasi dalam struktur perekonomian masyarakat, jumlah nelayan
yang cukup banyak mencapai 28.154 orang, jumlah alat tangkap 8.456 buah dan
jumlah armada 7.527 buah yang sebagian besar kapal motor. Daerah tangkapan
meliputi sekitar perairan Lamongan dan laut jawa, bahkan ada yang sampai ke
laut selatan jawa. Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Lamongan cukup
tinggi walaupun beberapa kajian mengatakan perairan lamongan telah mengalami
over fishing:
PPI
|
Produksi (ton)
|
Nilai
Produksi (Juta Rp.)
|
|
1
|
Lohgung
|
496,50
|
5.784,23
|
2
|
Labuhan
|
674,50
|
7.857,93
|
3
|
Brondong/Blimbing
|
60.614,90
|
706.163,59
|
4
|
Kranji
|
3.475,80
|
40.493,07
|
5
|
Weru
|
3.954,30
|
46.067,60
|
Kab.
Lamongan
|
69.216,00
|
806.366,40
|
(statistik perikanan 2012, Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Lamongan)
Di wilayah pesisir nelayan biasanya memanfaatkannya
sebagai lokasi tambat kapal, pembangunan jety, pengolahan hasil perikanan, pemukiman
sementara maupun permanen.
2.
Perikanan Tambak
Kegiatan perikanan lainnya yang ada di kedua Kecamatan
tersebut adalah perikanan tambak, usaha budidaya tambak yang ada di kedua
kecamtan tersebut berskala rumah tangga maupun skala industri yang di didirikan
perusahan swasta. Usaha tambak tersebar dibeberapa desa antara lain desa
tanggul, sidokelar, paciran, banjarwati, kranji, kandang semangkon dan di desa
Brondong, sebagian besar usaha di desa tersebut adalah usaha budidaya udang
windu dan vanname.
3.
Industri/Perusahaan
Lokasi yang strategis menarik minat beberapa investor untuk berinvestasi
di Kecamatan Paciran dan Brondong. Beberapa perusahaan yang ada di kedua
kecamatan yaitu PT LIS, PT Lintech, PT Duma, PT LM, PT Omya, PT Jakamitra, PT
Star Food, perusahaan-perusahaan tersebut berada di wilayah pesisir yang
sebagian berbatasan langsung dengan lahan pertanian maupun usaha budidaya
tambak warga.
4.
Wisata Bahari
Salah satu obyek wisata yang terdapat di Kabupaten
Lamongan yaitu Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang terletak di Kecamatan Paciran,
WBL dulunya bernama Tanjung Kodok setelah dilakukan renovasi obyek wisata ini
di beri nama Wisata Bahari Lamongan, areal obyek wisata ini memiliki luas 11
Ha. Selain menyediakan beberapa wahana Wisata Bahari Lamongan juga di lengkapi sarana
pendukung seperti Pasar Hidangan, Pasar Wisata, Pasar Buah dan Ikan serta
fasilitas umum lain seperti Masjid, Klinik, ATM, Tempat Menyusui Ibu &
Bayi, Toilet, Free WIFI, Tempat Parkir dan Hotel yang cukup representatif yaitu
Tanjung Kodok Beach Resort.
5.
Pelabuhan
Pelabuhan yang ada
di kedua Kecamatan Paciran dan Brondong adalah pelabuhan perikanan, dan
pelabuhan penyeberangan (penumpang). Pelabuhan atau pangkalan pendaratan ikan
terdapat di Lohgung, Kranji, Weru dan Blimbing (Brondong), sedangkan Pelabuhan
penyeberangan (ASDP) yang akan segera beroperasi berada di desa tanggul
Kecamatan Paciran, pelabuhan ini melayani rute Lamongan – Garongkong Kab. Barru
Sulawesi Selatan dan secara bertahap, nantinya akan dibuka rute baru
Paciran-Gresik-Bawean, Paciran-Pulang Pisau (Kalimantan Tengah) dan rute
Paciran-Kendal-Jakarta.
6.
Permukiman
Untuk memudahakan akses menuju laut para nelayan
biasanya membangun rumah yang tidak jauh dari wilayah pesisir, tetapi sering
kali bangunan yang ada tidak tertata dengan rapi serta kebersihan lingkungan
yang kurang terjaga. Pemahaman tentang pentingnya kebersihan dan keindahan
wilayah pesisir utamanya wilayah sekitar pantai masih belum terbangun dengan
baik hal ini terlihat di beberapa sudut kecamatan yang mejadikan wilayah
pesisir sebagai daerah pembuangan sampah (TPA). Tingkat kepadatan penduduk yang
cukup tinggi juga terjadi di daerah Weru Komplek (Paloh, Sidokumpul, Weru, Weru
Lor), kepadatan penduduk di desa Paloh 32.910 (pddk/km2), didesa
Weru 43.558 (pnddk/km2), didesa Sidokumpul 54.445 (pnddk/km2),
dan di desa Weru Lor 55.183 (pddk/km2).
Potensi konflik kepentingan antar stakeholder yang
kemungkinan bisa terjadi di wilayah pesisir:
1.
Perikanan Tambak dengan Industri
Usaha perikanan tambak membutuhkan suplay kualitas air
yang bagus, apabila kondisi perairan disekitar inlet kurang bagus atau sampai tercemar
akibat limbah aktivitas industri maka akan berdampak penurunan kualitas produksi
tambak, bahkan usaha budidaya tambak terancam gagal panen.
2.
Wisata Bahari dengan Industri
Beberapa wahana/permainan yang ada di Wisata Bahari
Lamongan memanfaatkan perairan seperti permaianan kano dan banana boat,
permainan-permainan tersebut membutuhkan kualitas air yang tidak tercemar agar
tidak membahayakan kesehatan wisatawan. Kondisi perairan yang tercemar juga
akan mengurangi keindahan obyek wisata.
3.
Pelabuhan Penyeberangan dengan Perikanan tangkap
serta kapal barang milik perusahaan
Dengan beroperasinya pelabuhan penyeberangan Paciran
tentunya akan banyak keluar masuk Kapal Motor Penumpang menuju dan meninggalakan
perairan Lamongan. Berdasarkan data statistik perikanan 2012, jumlah armada
perikanan yang ada di Kabupaten Lamongan sebanyak 7.527 baik berupa kapal motor
maupun motor tempel, dengan jumlah armada yang begitu banyak tentunya
lalulintas laut akan semakin padat, hal ini di perparah beberapa perusahaan dalam
pendistribusian barang juga memanfaatkan kapal barang. Untuk mengatur lalu
lintas laut yang semakin padat diperlukan penetapan alur kapal perikanan, alur
kapal penyeberangan, alur kapal barang.
4.
Permukiman dengan Industri
Dampak negatif daerah permukiman yang berdekatan
dengan industri yaitu pencemaran air, polusi udara maupun pencemaran lainya
yang menganggu kesehatan. Industri pengolahan baik skala rumah tangga maupun
skala besar ada dikedua Kecamatan, untuk itu perlu diperhatikan dalam pemberian
izin pendirian usaha.
Regulasi terkait pemanfaatan ruang sudah terakomodir dalam
RTRW Kabupaten, tetapi yang mengatur secara spesifik pemanfaatan wilayah
pesisir (Zonasi Wilayah Pesisir) masih jarang sekali daerah yang memilki. Untuk
mengurangi potensi konflik yang akan terjadi, perlu kiranya pemerintah menyusun
suatu aturan khusus yang mengatur pemanfaatan wilayah pesisir (Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil). Di dalam RZWP3K nantinya akan memuat
arahan-arahan pemanfaatan wilayah pesisir, alokasi ruang yang dapat di muat didalam
RZWP3K yaitu Kawasan Pemanfaatan Umum, Kawasan Konservasi, Kawasan Strategis
Nasional Tertentu (KSNT), dan Alur Laut. Adanya regulasi yang mengatur
pemanfaatan ruang wilayah pesisir (RZWP3K), selain dapat mengurangi potensi
konflik yang kemungkinan akan terjadi juga dapat meningkatkan perekonomian
wilayah pesisir karena adanya jaminan kepastian hukum dalam berinvestasi.